Trendfokus.Com-Kondisi bangunan SMP Negeri 47 Desa Talang Medan, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu sangat memprihatinkan. media ini berusaha melihat kondisi bangunan sekolah ini dari dekat.
Sekolah ini memiliki 3 ruangan. Hampir semua ruangan dalam kondisi memprihatinkan. Dinding gedung sekolah tampak retak, bahkan ada beberapa sisi yang berlubang. Begitu juga dengan kondisi lantai. Selain itu, kusen pintu dan jendela tampak keropos lantaran dimakan rayap.
Ada ruangan yang sama sekali tidak memiliki pintu dan jendela, sehingga terbuka setiap saat. Plafon di beberapa ruangan kelas juga rusak parah dan jebol. Kendati kondisinya sangat memprihatinkan, bangunan sekolah ini masih digunakan untuk proses belajar mengajar.
Kepala SMPN 47 Kawid, S.Pd mengaku, kondisi gedung sekolah sudah lama rusak dari tahun 2007 sampai sekarang tidak pernah diperbaiki. kondisi ini membuat siswa dan guru tidak nyaman selama aktivitas belajar mengajar berlangsung. bahkan pihak sekolah pernah minta bantuan pada pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko tapi hasilnya Nol besar.
“60 siswa di sini harus belajar di ruang kelas yang nyaris roboh dan menggunakan fasilitas yang tidak layak pakai,” ujarnya.
“Kalau dibiarkan dalam keadaan seperti ini dan tidak segera direhab, lama-lama bisa ambruk dan memakan korban,” sambung Kawid
Sebagai kepala sekolah, Kawid mengaku pernah mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Mukomuko agar bangunan sekolah yang rusak segera direhab. Namun hingga kini belum ada solusi berupa perbaikan gedung sekolah.
“Sampai hari ini tidak ada realisasi. Jadi kami sangat membutuhkan perhatian semua pihak, khususnya Pemda Mukomuko melalui Dinas Pendidikan”ujarnya.
Selain kondisi gedung yang memprihatinkan, menurut Kawid, SMP N 47 Mukomuko juga kekurangan sarana dan prasarana lainnya seperti kursi dan meja siswa. Sebab meja dan kursi yang ada sekarang ini, kondisinya juga rusak, namun tetap dipakai oleh para siswa. Bahkan demi menyukseskan kegiatan UNBK pihak sekolah harus meminjam kursi meja di Kantor Desa setempat.
“Saat kegiatan simulasi UNBK, sekolah kekurangan kursi dan meja. Jadi kami terpaksa cari jalan dengan meminjam kursi dan meja di kantor Desa Setempat.” ungkapnya