Kurs Dolar AS Jatuh ke Rp 8.170, Warganet Curiga Ada Kesalahan Google

0
16 views
BARU

Nasional-, Trendfokus.com– Dunia maya dikejutkan oleh anjloknya kurs dolar AS ke Rp 8.170,65 pada Sabtu (1/2/2025). Kejadian ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial X, dengan kata kunci “error”, “1 USD”, dan “rupiah” menduduki puncak trending pada pukul 17.45 WIB. Hingga pukul 18.00 WIB, ketiga istilah tersebut masih menjadi topik yang ramai dibahas. Dikutip dari Kompas.com

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 16.340 per 1 USD pada hari yang sama. Anjloknya kurs ini pun memicu beragam reaksi dari netizen di X. Banyak pengguna yang bergegas mengambil tangkapan layar dan membagikannya di media sosial.

Salah satu pengguna, akun @Axxx, menyoroti kemungkinan kesalahan sistem dalam pencarian Google.

“Hidup emang nggak boleh fear dan nggak boleh greedy. Kita abadikan dulu USD IDR 8 ribu. Gue sih berharap ini error dan gpp deh ini yang berhasil gue beli di-refund. Minus di S&P 49% lebih gede ketimbang USD yang gue dapet murah,” cuitnya.

Sementara itu, data dari Bloomberg pada Jumat (31/1/2025) pukul 10.13 WIB menunjukkan rupiah berada di level Rp 16.307 per dolar AS, melemah 51 poin (0,31%) dari hari sebelumnya.

Sebelumnya, pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan dolar AS masih akan menguat dalam perdagangan terbaru. Hal ini dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump yang kembali mengancam kenaikan tarif impor.

Selain itu, pasar global menilai Bank Sentral AS (The Fed) kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat karena potensi kenaikan inflasi akibat kebijakan Trump tersebut.

Bank DBS pun memproyeksikan tekanan terhadap rupiah akan berlanjut hingga paruh pertama 2025. Mereka memperkirakan kurs rupiah masih akan bertahan di atas Rp 16.000 per dolar AS, seiring dengan penguatan indeks dolar secara global.

“Nilai tukar rupiah kemungkinan besar masih akan bergerak di kisaran Rp 16.000 per dolar AS pada semester pertama 2025,” ujar Ekonom Senior DBS, Radhika Rao, dalam wawancara grup pada Rabu (11/12/2024).

Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, pasar mata uang diprediksi akan tetap fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan.

Heko Buswandi